Masyarakat Muara Enim di Hadapkan Banyak Pilihan Kepala Daerah, K MAKI: Kutu Loncat Mafia Tanah dan Birokrat

Palembang//Libksumsel-Menjelang Pilkada Bupati Muara Enim masyarakat di hadapkan banyak pilihan Kepala Daerah yang disodorkan oleh Parpol pengusung. Kutu loncat, makelar tanah dan birokrat menjadi pilihan yang harus di pilih masyarakat Muara Enim.

Ada istilah baru di salah satu parpol pengusung “calon kito iwak belido banyak dagingnyo” Atau punya modal besar. Masalah track record calon itu urusan nanti kalah dan menang sebagian besar di tentukan money politik kepada pemilih.

“Ada kutu loncat yang gagal di kancah legislatif dan gagal membawa nama partai beralih partai lain untuk ikut Pilkada dan celakanya diusung oleh Parpol itu karena iwak belido bedaging, mafia tanah yang berpotensi menjadi tersangkapu di usung yang penting iwak belido bedaging”, ucap Deputy K MAKI Feri Kurniawan dengan tertawa Minggu 22/04/24.

“Sementara itu ada juga birokrat yang di gadang – gadangkan ikut Pilkada walaupun belum menyatakan sikap ikut Pilkada namun tampaknya di bantai di tengah jalan”, lanjut Deputy K MAKI itu.

“Masyarakat di hadapkan dengan berbagai visi – misi dan janji manis yang nantinya mungkin akan berbuah pahit karena napsu dan haus kekuasaan demi kantong dan janji kepada oknum Parpol pengusung”, ujar Feri kurniawan.

“Namun itulah dilematis yang harus di hadapi oleh masyarakat Muara Enim karena harus memilih orang yang bukan pilihan dan punya catatan buruk namun hanya itu pulihanya”, jelas deputy K MAKI itu.

“Money politik akan merusak tatanan pemerintahan namun masyarakat akan memilihnya karena ada uang membeli suara dan masyarakat biasanya akan terbuai dengan uang kecil dan janji semanis gula abang”, kata Feri tertawa terbahak – bahak.

“Kutu loncat dan mafia tanah harus di waspadai masyarakat Muara Enim karena mereka akan merampok habis – habisan kekayaan daerah”, ucap Deputy K MAKI itu.

Baca juga:  Rapat Paripurna XIV sidang ke III DPRD Kota Pagar Alam

“Mereka akan bargaining dengan tokoh masyarakat dan organisasi atas nama rakyat untuk menjaring suara dengan tebar uang membeli harga diri para pelacur politik, papar Feri Kurniawan.

“Uang Rp. 300 ribu akan menghilangkan kekayaan daerah Rp. 300 trilyun dan itu akan terjadi karena tiada pilihan lain” Tutup feri Kurniawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *