Media//Linksumsel.com-Terang bisa lahir dari keberanian berkata “tidak pada gelap yang dianggap biasa.
Hal ini dibuktikan dengan perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. “Habis Gelap Terbitlah Terang : Merayakan dan Mengingat Kembali Perjuangan Kartini .
SEJARAH : Idiologi Patriarki yang berat dengan ketidakadilan telah melekat pada kehidupan di pulau Jawa pada masa abad 19 hingga 20,membelenggu kaum wanita. Perempuan diwajibkan tunduk pada pria dan tidak diberi kebebasan berekspresi,bersosialisasi,ataupun mengenyam pendidikan dengan anggapan perempuan lebih cocok sebagai ibu rumah tangga dan pelayan dalam keluarga.
Raden Ajeng (R.A) Kartini membuktikan bahwa tulisan dan pemikiran adalah senjata yang tak kalah kuat dimasa ketika banyak yang menganggap perjuangan hanya bisa dilakukan dengan senjata.
Melalui surat-suratnya yang dibukukan dalam ”Habis Gelap Terbitlah Terang”,
Kartini menyuarakan keresahan terhadap ketidakadilan yang dialami perempuan, membuka jalan perubahan sosial dan pendidikan bagi kaum wanita, memberi dampak besar dalam membangkitkan kesadaran dan semangat perjuangan perempuan Indonesia hingga kini.
Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April bukan hanya untuk menghormati jasa pahlawan nasional R.A Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita dan hak bagi perempuan Indonesia.
Perayaan Hari Kartini dapat dijadikan sebagai panggilan untuk mengkaji ulang relevansi pemikirannya dalam menghadapi tantangan struktural maupun kultural yang masih mengakar
“Jangan Pernah Takut dengan Bayangan, Bayangan Menandakan adanya Cahaya didekat kita ,” pesan R.A Kartini.
Demikian sekelumit kisah Raden Ajeng (R.A) Kartini sosok Pahlawan Nasional Indonesia yang dikutip dari Website BEM UNSOED 2025 Akun Resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jenderal Sudirman .(J.red).