Muara Enim//Linksumsel-Pasca Jembatan Muara Lawai Merapi Lahat mengalami ambruk, membuat
warga masyarakat Sungai Tebu (STB) Muara Lawai Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim,bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Muara Lawai, mengantisipasi adanya aktivitas angkutan mobil batu bara yang kemungkinan melintas dijalan Sungai Tebu Muara Lawai Muara Enim.
Irin, salah satu ketua Lingkungan Sungai Tebu (STB) Muara Lawai Muara Enim mengungkapkan, bahwa kawasan jalan Sungai Tebu Muara Lawai Muara Enim merupakan wilayah perbatasan Muara Lawai Merapi Lahat, dan pasca putusnya jembatan Muara Lawai Merapi Lahat tersebut, kita menggelar pertemuan dengan Kepala Desa bersama warga masyarakat guna mencegah serta antisipasi mobil batu bara yang bisa saja melintas dikawasan kami.
“Kawasan jalan Sungai Tebu Muara Lawai Muara Enim merupakan jalan Pemukiman warga, dan bukan jalan perusahaan, kami tegaskan dilarang melintas dikawasan desa kami,” tegas Irin.
Irin menambahkan, bahwa dirinya dan warga Sungai Tebu Muara Lawai Muara Enim, telah melakukan koordinasi dengan Kepala Desa (Kades) Muara Lawai dalam mengantisipasi mobil batu bara melintas dan dengan tegas kita melarang melintasi jalan kami yang bukan jalan perusahaan, namun merupakan jalan umum bagi warga,” tambah Irin (30/06)
Sementara tokoh masyarakat Muara Lawai yang juga anggota LPM Muara Lawai Muara Enim, menegaskan, bahwa telah berkoordinasi dengan masyarakat maupun Pemdes Muara Lawai dengan kompak akan melarang mobil batu bara melintas di kawasan STB Muara Lawai Desa kami.
“Pasca jembatan ambruk di Muara Lawai Merapi tadi malam, kami dari Desa Muara Lawai Muara Enim melarang keras mobil batu bara melintas didaerah kami, dan kami tidak mau adanya sarana di Desa kami dijadikan korban angkutan batu bara ,” tegas Rasweli (30/06).(J.red)