Kisah Anak Yatim Piatu Penderita Ginjal & Usus Buntu Yang Tetap Senyum Meski Digerogoti Derita

PRABUMULIH//Linksumsel-Dikediamannya yang kecil dengan berdinding papan yang nyaris lapuk di area pemakaman Taman Baka, Kelurahan Arimbi Jaya, Kecamatan Prabumulih Utara, Kota Prabumulih, terdapat seorang anak remaja bernama Soni Alfian (15) yang terbaring lemah di atas tempat tidurnya yang telah usang.

Tubuhnya mulai kurus, kulitnya pucat kekuningan, namun diraut wajahnya masih terdapat senyum tipis- senyum yang mungkin menandakan keteguhan hati di tengah penderitaan yang menimpanya.

Soni bukan remaja biasa, seperti anak -anak lainya, namun, Ia anak yatim piatu yang sejak kecil sudah harus menghadapi kerasnya hidup tanpa kasih sayang orang tua. Kini, ia harus berjuang melawan penyakit ginjal kronis dan baru saja ia (soni.red) menjalani operasi usus buntu.

“Soni nggak mau makan, makannya juga paling sesendok,” tutur neneknya, Ibu Anila, dengan mata berkaca-kaca saat ditemui awak media beberapa hari lalu. “Soni jika minum banyak, mukanya langsung sembab. Kadang perutnya kembung, cepat capek, tapi dia gak pernah ngeluh.”ucap sang Nenek.

*Hidup di Tengah Kekurangan*

Sejak kedua orang tuanya wafat beberapa tahun silam, Soni tinggal bersama nenek dan dua adiknya, Andre (6) dan Farhan (9). Sang nenek menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sebagai pembantu rumah tangga demi sekedar menyambung hidup.

Di rumah kontrakan sederhana itulah mereka bertiga menjalani hari-hari yang penuh keterbatasan. Soni, yang dulu dikenal ceria dan aktif, kini lebih banyak berbaring karena tubuhnya tak lagi kuat. Sekolah pun terpaksa ditinggalkannya.

Namun di balik sakitnya, Soni tetap berusaha kuat. Ia masih sempat membantu menjaga dua adiknya saat sang nenek bekerja. “Emak bapak la ninggal, aku samo adek tinggal dengan nenek bae,” ucapnya pelan, mengenang masa lalu yang seakan terlalu cepat merebut kebahagiaannya itu.

Baca juga:  Ancaman 4 Tahun Minimal 20 Tahun Tiga TSK Kasus Korupsi Bawaslu Kota Prabumulih

Bahkan soni tidak egois memikirkan kesehatan jangan sampai merepotkan nenek dan adik adik nya, tetap kukuh tidak ingin di opname dan cek up ke rumah sakit karena khawatir hal ini akan merepotkan banyak orang,

*Kepedulian yang Mengalir*

Kisah Soni mengetuk banyak hati. Sejak 2020, Redaksi Lembayung News dan Infomedia Kota bersama para dermawan rutin menyalurkan bantuan untuk keluarga kecil ini. Hampir setiap bulan, penggalangan dana dilakukan agar kebutuhan harian mereka terpenuhi.

Namun belakangan, kondisi Soni kembali memburuk pasca operasi usus buntu. Kabar ini segera direspons oleh Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih. Melalui Humas, Sutris Cahyono, pihak rumah sakit mengutus tim medis atas arahan pimpinan dr. H. Abdul Rachman, Sp.OG, untuk datang menjenguk dan menawarkan perawatan lanjutan.

“Besok kami ke sana, Kak,” tulis Sutris singkat, menandai gerak cepat kepedulian pihak rumah sakit.

Selain itu, bantuan juga datang dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Ishlahul Ummah di bawah pimpinan Moh. Muaz Ar-Rifqy, putra dari Ustadz Mat Amin, S.Ag. Bantuan berupa beras dan kebutuhan pokok diserahkan langsung oleh Ukhti Ummi dan Ustadz Ilham kepada sang nenek.

Sore itu, suasana haru menyelimuti rumah kecil Soni. Di tengah gemerincing suara sendok dan dentingan piring sederhana, tampak jelas kasih dan empati yang mengalir dari para dermawan.

“Semoga lekas sehat ya, Son,” ujar Desi, tetangga yang kerap membantu keluarga tersebut, sambil menepuk lembut bahu Soni.

*Harapan di Ujung Doa*

Di tengah segala keterbatasan, Soni tetap tersenyum. Senyum yang seolah berkata bahwa hidup, meski pahit, tetap layak dijalani dengan tabah dan ikhlas.

Relawan Raif, yang turut hadir sore itu, menutup pertemuan dengan kalimat yang begitu mengetuk di hati.

Baca juga:  Tuna Rungu Asal Palembang Keliling Indonesia Cari Sumbangan di Kota Prabumulih

“Inilah dunia, Nak. Kita memang dibuat tidak nyaman di dunia ini agar tidak tergila-gila padanya.”

Senyum Soni mungkin sederhana. Tapi dibalik senyum itu, kita belajar arti ketabahan, harapan, dan cinta tanpa pamrih.

Semoga tangan-tangan baik terus berdatangan untuk mengulurkan tangan dengan cinta dan kasih kepada anak yatim piatu yang tak pernah berhenti tersenyum meski digerogoti derita dengan penyakit yang bersarang ditubuhnya. (j.red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!