Waspada, Praktek Pungli dan Premanisme Diduga Masih Terjadi di Tempat Wisata Air Terjun Bedegung

Mauara Enim//Linksumsel-Curup Tenang atau Air Terjun Bedegung adalah air terjun tertinggi di Sumatera Selatan. Air terjun dengan ketinggian 99 meter ini bersumber dari mata air yang tidak pernah kering di celah Bukit Barisan dan turun di sungai kecil yang berat, berbatu dan memiliki udara yang sangat sejuk.

Curug Tenang Bedegung Curug terletak di desa Bedegung, Kecamatan Panang Enim Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan. Jaraknya sekitar 56 km ke arah selatan Muara Enim dan sekitar satu jam atau 210 km dari kota Palembang. Dapat dijangkau oleh semua jenis kendaraan. Air Terjun ini menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan, khususnya masyarakat Kabupaten Muara Enim

Untuk menarik pengunjung ke air terjun Curup Tenang ini, Pemkab Muara Enim terus membenahi lokasi wisata air terjun dengan terus menganggarkan pembangunan, baik membangun sarana jalan maupun pasilitas pendukung lainnya agar semakin memperindah demi menarik pengunjung dari berbagai tempat.

Tentunya, dengan tujuan keberadaan tempat wisata air terjun yang populer disebut air terjun Bedegung ini, bukan cuma sekedar tempat wisata melainkan akan bisa memberikan kontribusi berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi pembangunan daerah khususnya Kabupaten Muara Enim.

Namun apa jadinya kalau tempat wisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Muara Enim ini dijadikan seperti milik pribadi oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab demi mencari keuntungan pribadi dengan melakukan penyelewengan sejenis pungutan liar. Praktek ini tentunya akan sangat merugikan Pemerintah Kabupaten Muara Enim.

Terungkapnya adanya praktek dugaan pungutan liar ini, berawal saat media ini melakukan kunjungan ke tempat wisata air terjun Bedegung, Minggu (08/01/2023).

Saat memasuki lokasi air terjun Curup Tenang, tiba tiba kendaraan kami dihadang oleh seseorang yang berpakaian preman. Kami pun menghentikan kendaraan dan langsung membuka kaca mobil, lalu Lelaki berperawakan kurus itu menanyakan ada berapa orang didalam mobil. Kamipun menyuruh lelaki itu menghitung sendiri. Setelah menghitung lelaki itu langsung menyebut ” bayar 50 ribu”.

Baca juga:  Usai Olahraga Rutin Kapolsek Lembak Ajak Anggota Bangun Sarana Olahraga

Lalu kamipun menanyakan karcis atau ticket masuk, karena kami tahu air terjun Curup Tenang adalah milik Pemkab Muara Enim, bukan milik pribadi. Tentunya ada kontribusinya untuk daerah. Namun ketika masuk tidak menggunakan karcis, bagaimana bisa mengetahui pendapatan yang diperoleh tempat wisata air terjun Curug Tenang setiap harinya.

” Tidak ada karcis, karcis sedang habis,bayar 50 ribu,” ucap lelaki itu dengan nada garang.

Media ini pun mencoba mengkonfirmasi ke salah satu petugas yang sedang duduk di meja sambil menghadapi sebuah buku catatan. Karena kebiasaan jangankan tempat wisata milik daerah, tempat wisata milik pribadi pun memiliki ticket / karcis masuk untuk mengetahui uang masuk setiap harinya.

Petugas yang berpakaian seragam inipun memberikan penjelasan yang sama, bahwa karcis sedang habis.

Media ini mencoba menanyakan lelaki berpakaian preman, yang bertugas menghadang pengunjung yang akan memasuki lokasi wisata air terjun Curug Tenang.

Namun lelaki ini sepertinya tidak senang diketahui siapa dirinya. Lelaki ini langsung marah dengan melontarkan kata kata kasar kepada wartawan. Bahkan lelaki ini nyaris mau mengangkat kursi untuk memukul wartawan. Media ini mencoba minta maaf kepada lelaki tersebut atas pertanyaan yang ingin mengetahui siapa dirinya. Namun lelaki ini menolak bahkan terus mengeluarkan kata kata kasar.

Adanya pungli yang merugikan daerah ini. Ada dugaan kuat sering dilakukan oknum oknum di UPTD Air Terjun Curug Tenang. Alasan kehabisan karcis disinyalir hanya modus belaka. Kita bisa membayangkan berapa banyak kerugian daerah setiap harinya, bila praktek pungli seperti ini kerap dilakukan oknum oknum di UPTD Air Terjun Curug Tenang Desa Bedegung Kecamatan Panang Enim.

Sementara Pemerintah daerah Kabupaten Muara Enim terus membangun kawasan ini agar terus bisa menarik pengunjung serta memberikan kontribusi berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Muara Enim.

Baca juga:  Semangat HUT RI Ke-77 BNN Muara Enim Giatkan Lomba

Praktek Pungutan Liar ini diduga sudah terkoordinasi antara oknum oknum yang terkait.

Terkait permasalahan ini, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Muara Enim, Isdrin, ketika dikonfirmasi media ini,
melalui pesan WA, Selasa (10/01/2023) mengatakan akan segera mengkonfirmasi untuk mengecek ke UPTD Air Terjun Bedegung atas adanya dugaan pungutan liar dan manfaatkan jasa preman.

” Waalaikumsalam Mks info nya.
Akamn kami cek ke uptd bedegung dulu,” tulis Isdrin.

Secara terpisah, Kasubag UPTD Air Terjun Bedegung, Else yang juga sempat berkomunikasi dengan media ini, Selasa (10/01/2023) membenarkan adanya pungutan tanpa disertai karcis / ticket masuk. Dirinya menjelaskan bahwa karcis masuk lokasi Air Terjun Bedegung saat ini sedang habis karena tahun baru lalu. Dan katanya pihaknya saat ini sedang mengusulkan.

Adanya dugaan praktek pungutan liar (pungli) untuk masuk lokasi tempat wisata Air Terjun Bedegung tersebut, sangat disayangkan. Tentunya hal ini akan sangat merugikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Muara Enim.

Juga menggunakan jasa petugas ala preman untuk meminta bayaran kepada pengunjung akan sangat tidak memberikan kenyamanan terhadap pengunjung, padahal Pemkab Muara Enim terus mempromosikan tempat wisata Air Terjun Bedegung ini agar banyak dikunjungi wisatawan baik lokal,regional, nasional, bahkan internasional.

Hal ini perlu perhatian yang serius dari Pemkab Muara Enim agar ditertibkan sehingga tidak terjadi kebocoran sumber uang masuk karena perbuatan oknum oknum yang tidak bertanggung jawab, jika perlu segera diadakan audit. Juga petugas yang ada di tempat wisata Air Terjun Bedegung agar di didik lebih ramah ketika menyambut pengunjung, bukan petugas ala preman yang terkesan menakut – nakuti pengunjung. (E)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *