Muara Enim//Linksumsel-Kondisi air Sungai Lematang Enim Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim diduga tercemar limbah industri. Hal tersebut diyakini karena keberadaan air sungai tersebut, kini telah berubah warna alias keruh dan tidak seperti biasanya.
Beberapa aktifis Muara Enim peduli lingkungan yang mendapatan informasi atas adanya air sungai Enim yang telah berubah warna menjadi keruh tersebut, langsung turun kelapangan, mengecek air sungai tepatnya dibawah jembatan Enim I Kota Muara Enim tersebut, mengungkapkan, bahwa benar adanya kondisi air saat ini selain berubah warna, juga menimbulkan sedikit aroma yang kurang sedap, yang diduga air sungai telah tercemar limbah industri, dan hal ini tentunya merugikan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
“Ya, padahal ini belum masuk musim penghujan dan masih musim kemarau, namun air sungai kok jadi kotor dan diduga penuh limbah ,”ungkap Yogie (25/10/2023).
Dikatakan Yogie, mendesak pihak terkait yakni bagian lingkungan hidup segera turun tangan guna mengecek serta mengambil sempel air untuk diperiksa ke Lab, dan jika terbukti air sungai tercemar oleh limbah industri, maka pihak terkait berani bertindak tegas.
“Memprihatinkan dengan kondisi air sungai Enim saat ini, dan masyarakat kembali dirugikan, karena warga pinggiran air sungai Enim selalu memanfaatkan sungai untuk mandi serta mencuci, yang dikawatirkan bakal terserang penyakit gatal,” beber Yogie, seorang aktifis dan ketua DPC AWPI Muara Enim tersebut.(25/10).
Senada diungkapkan aktifis Muara Enim lainnya, bahwa kondisi air berubah warna dan kotor serta keruh tersebut, tentunya menjadi tanggung jawab kita semua, namun pihak yang lebih berkompeten seharusnya dapat lebih peka atas kondisi air sungai yang kini menjadi keruh tersebut.
“Ini harus diusut dugaan tercemarnya Sungai Enim yang kini telah berubah warna, kami meyakini jika air sungai Enim dijadikan Sempel untuk diperiksa melalui Laboratorium yang independen, dipastikan sungai Enim yang tercemar limbah tersebut, akan dapat diketahui dari perusahaan mana ,”terang Awi.
Sementara media ini belum berkesempatan mengkonfirmasi pihak yang dianggap terkait, dan melalui pemantauan disepanjang beberapa pinggiran air sungai Enim tersebut, tampak beberapa warga mulai berkurang menggunakan air sungai Enim dan tidak seperti biasanya selalu ramai pada setiap sore maupun pagi warga yang mencuci dan mandi. (Jf*)