Bahayakan Pengguna Jalan, Lumpur Genangi Jalan di Desa Bruge Darat PALI

PALI//Linksumsel-Kondisi Jalan Desa Beruge Darat yang merupakan akses utama jalur lintas Simpang Belimbing–Sekayu kembali memprihatinkan. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut membuat jalan berubah menjadi kubangan lumpur dan sangat licin.

Situasi ini diduga kuat dipicu oleh tanah garapan milik developer yang tidak membuat parit pembuangan air secara memadai, sehingga aliran tanah bercampur lumpur turun langsung ke badan jalan.

Dari pantauan media di lapangan, terlihat dengan jelas aliran lumpur mengalir dari sisi lahan garapan menuju jalan utama. Struktur tanah yang dibiarkan terbuka tanpa pengamanan memadai membuat material tanah mudah hanyut saat hujan.

Beberapa warga yang melintas menggunakan kendaraan roda dua tampak kesulitan melewati jalan becek dan licin, bahkan ada yang hampir terjatuh karena permukaan jalan berubah seperti lapisan lumpur tebal.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius karena jalan tersebut merupakan jalur utama lmasyarakat dan jalur penghubung lintas provinsi.

Kepala desa Beruge Darat, Edi Arman mengungkapkan bahwa pihaknya sebenarnya telah memberikan imbauan resmi kepada pemilik lahan untuk menata drainase dan memperbaiki sistem pembuangan air agar tidak merugikan warga.

“Itu aliran dari tanah yang digarap, sudah kami beri imbauan kepada yang punya lahan,” jelasnya (10/12/2025).

Ia mengatakan pemilik lahan sempat membuat tanggul darurat dengan karung berisi tanah. Namun solusi itu tidak cukup karena tingginya curah hujan membuat tanggul jebol dan lumpur tetap mengalir ke jalan.

“Sudah dibuat tanggul dari karung berisi tanah, tapi masih melanggar karena hujan terlalu deras. Kami sudah imbau supaya paritnya didalami agar air tidak meluber ke jalan.”

Terkait identitas pemilik lahan, pihak desa mengaku belum mengetahui secara pasti karena lahan berada di perbatasan dua desa.

Baca juga:  Pelaksana Tidak Memahami, Pengerjaan Proyek Pengerasan Jalan Lingkar Desa Betung Selatan Jadi Molor

“Itu milik pribadi saya kurang tahu namanya, karena itu warga Talang Bulang. Tadi sudah koordinasi dengan kades Talang Bulang juga, kalau peruntukan sepertinya lahan itu dikavlingkan karena sudah ada petak petak nya,” pungkasnya.

Dari hasil penelusuran, lahan tersebut tampak sudah dipetak-petak seperti lahan kavling yang siap dijual atau dikembangkan. Namun pengelolaan lahan yang tidak disertai drainase standar membuat aktivitas warga terganggu dan berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak pengelola dan pemilik lahan belum terkonfirmasi. (J/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!