Palembang, Linksumsel-Dugaan korupsi pengangkutan batubara diduga terjadi karena rekanan yang mengatur PT SMS. Pengaturan slot angkutan batubara dan pembayaran angkutan diduga menjadi modus dugaan korupsi pengangkutan batubara.
“KPK harus jeli meneliti data yang di berikan rekanan PT SMS dan di kroscek dengan data dari PT KAI karena rawan manipulatif data”, papar koordinator K MAKI Bony Balitong.
“Semua angkutan batubara PT SMS diduga di kelola oleh rekanan karena PT SMS terkesan belum mampu secara peralatan dan teknis untuk menjadi operator angkutan atau diduga PT SMS hanya kamuflase untuk memonoooli angkutan batubara’, ujar Bony Balitong.
“Seandainya selisih harga angkutan antara PT KAI dan rekanan hingga mendekati nominal Rp. 30.000 per ton coba bayangkan berapa keuntungan di dapat bila per tahun ada 4 juta ton batubara yang di angkut”, jelas Bony Balitong.
“KPK harus berani mengungkap siapa yang menerima bagian keuntungan dari selisih harga batubara ini dan mengungkap pajak yang harusnya dibayar”, kata Bony Balitong.
Sementara Deputy K MAKI agak irit bicara dan hanya berkata, “apakah peristiwa ini terjadi pada fase Dirut Sarimuda atau setelahnya dan siapa oknum di PT SMS yang mengatur slot batubara itulah kunci siapa pelakunya dan atas perintah siapa dan kepada siapa”, pungkas Feri Kurniawan.