Sebaiknya KPK Segera Tetapkan TSK Bila Sudah ada Temuan Awal, K MAKI: Jangan Sampai ada Yang Tersandera

Palembang//Linksumsel-Pemeriksaan saksi dugaan korupsi penyalahgunaan kewenangan dalam kerjasama angkutan batubara PT SMS BUMD Sumsel dengan rekanan fihak ketiga semakin intensif dan seakan kejar tayang. Saksi yang terperiksa saat ini merupakan orang – orang yang terkait keuangan dari PT SMS dan kontraktor rekanan.

Menjadi tanda tanya masyarakat apakah ada aliran dana ke fihak tertentu dan tidak seharusnya menerima dana tersebut. Terkait juga pemeriksaan head teller Bank Bank Mandiri menunjukkan melalui Bank Mandiri vis tunai ataupun transfer.

Menanggapi intensifnya pemeriksaan bagian keuangan PT SMS dan fihak Bank, K MAKI angkat bicara, “ini bagian dari penggunaan dana PT SMS yang tidak pada tempatnya dan tanpa SPJ”, pungkas Feri Kurniawan Deputy K MAKI.

“Perkara ini tidak begitu sulit dengan memeriksa keuangan PT SMS, berapa pendapatan dan berapa pengeluaran serta dana penyertaan”, papar Feri Kurniawan.

“Memeriksa pendapat PT SMS dari fee angkutan, fee Siway dan fee pelabuhan berdasarkan invoice PT SMS kepada rekanan dan bandingkan dengan volume angkutan dari PT KAI”, jelas Feri Kurniawan.

“Kalau tidak ada selisih maka pendapatan itu real kecuali ada beda fee pada saat Dirut SM dan Dirut AT”, kata Feri Kurniawan.

“Total pendapat periode 2019 s/d 2022 dan penyertaan modal menjadi pendapatan kotor (gross income)”, papar Feri Kurniawan.

“Beban produksi, beban administrasi dan pajak serta gaji karyawan merupakan pengeluaran perusahaan”, jelas Feri lebih lanjut.

“Pendapatan kotor (gross income) dikurangi pengeluaran menjadi keuntungan kotor sebelum di potong hutang dan kewajiban lainnya”, kata Feri Kurniawan.

“Setelah di kurangi pinjaman dan kewajiban lainnya maka menjadi keuntungan bersih (netto income) PT SMS”, ujar Feri Kurniawan.

Baca juga:  K-MAKI: Terkesan, Walikota Palembang Tidak Ingin Perbaikan Manajemen SP2J

“Keuntungan bersih inilah yang menjadi dasar adanya kerugian negara dan juga pengeluaran yang tidak pada tempatnya sebelum menjadi keuntungan bersih”, ungkap Feri Kurniawan.

“Pengeluaran perusahaan via transfer atau tunai bisa di cek ke bagian keuangan perusahaan ke siapa dan pemeriksaan invoice angkutan PT SMS dengan perbandingan volume angkutan melalui PT KAI menjadi temuan awal korupsi bila terjadi selisih”, ujar Feri Kurniawan.

“Intinya kalau KPK serius maka pada bulan Maret ini sudah ada tersangka”, pungkas Feri Kurniawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *