Muara Enim//Linksumsel-Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Muara Enim dipimpin langsung oleh PLT Bupati Muara Enim menggelar konferensi Pers untuk membahas dan memberikan penjelasan terkait Viral nya berita Marawis di Gereja Santo Yosef Tanjung Enim beberapa waktu lalu. Acara ini diselenggarakan di kantor Pemkab Muara Enim, Rabu (26/07/23).
Dihadiri Plt Bupati Muara Enim Ahmad Usmawi Kaffah, SH, didampingi oleh Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi, SH SIK MH, Dandim 0404 Muara Enim Letkol Arh Rimba Anwar S.I.P, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Muara Enim Yudi Noviandri, SH.,MH., Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Muara Enim Dr. H. Hasanudin, S.Ag, MHI serta jajaran pejabat di lingkungan Pemkab. Muara Enim.Selain itu, hadir juga perwakilan dari organisasi lintas agama FKUB, PCNU, dan perwakilan dari Gereja Santo Yosef ,Tanjung Enim.
Pemerintah Kabupaten Muara Enim sangat serius dalam menangani berita ini dan telah melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui kronologi serta penyebab terjadinya peristiwa tersebut untuk mencari tahu apakah ada motif atau Pihak-pihak tertentu yang ingin mengadu domba antar umat beragama.
Dalam konferensi pers ini, Plt Bupati Muara Enim menyampaikan merespons perkembangan terkini mengenai acara Marawis di Gereja Santo Yosef Tanjung Enim pada saat peresmiannya. Perlu disampaikan bahwa acara marawis dilaksanakan di luar gereja bukan di dalam Gereja Santo Yosef.
Hadir juga bersama dengan unsur Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) lain, serta Ketua DPRD sebagai perwakilan dari gereja. Kehadiran kita sebagai Unsur Forkopimda merupakan semangat untuk mendorong kerukunan, kedamaian, dan toleransi antar umat beragama sebagai prioritas.
Surat dari Gereja Santo Yosef kepada PCNU Kabupaten Muara Enim mengundang kehadiran kesenian dalam acara peresmian tersebut. PCNU merespons dengan menghadirkan marawis sebagai bagian dari kesenian dan kebudayaan Islam, sebagai bentuk melanjutkan kerukunan dan silaturahmi yang sudah terjalin selama 70 tahun lamanya.
Menyadari adanya kecepatan teknologi dalam era demokrasi yang mempengaruhi penyebaran berita baik positif maupun negatif, mengajak untuk menghargai semua pendapat meskipun ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi agar masyarakat mendapatkan pengetahuan dan penjelasan yang utuh agar tidak ada miss komunikasi
Acara penampilan marawis tersebut tampil dilaksanakan di halaman gereja, dan Marawis tersebut bukan kegiatan ibadah, melainkan kesenian dan kebudayaan Islam. Kegiatan dihadiri oleh kedua belah pihak umat Kristiani dan umat Muslim sebagai bentuk penghormatan, dan dalam pelaksanaan peresmian tidak ada mempercampur adukkan kaidah karena tidak ada kegiatan ibadah Nasrani.
Penting untuk merawat kerukunan antar umat beragama, tetap dalam koridor batasan yang jelas, dan menghormati keyakinan masing-masing tanpa harus saling bercerai berai.Mengajak untuk tetap bersatu, menjaga persatuan dan kesatuan di Republik Indonesia.
” Dia juga menyampaikan permohonan maaf jika ada kesalahan, dan akan selalu berusaha yang terbaik untuk kabupaten Muara Enim agar tetap bersatu.
Pentingnya kerukunan antar umat beragama, menghargai perbedaan, dan menjaga persatuan sebagai nilai utama dalam masyarakat,”tutup Ahmad Usmarwi Kaffah.
Di kesempatan lain, Kapolres Muara Enim AKBP.Andi Supriadi, SH, SIK, MH menjelaskan bahwa kegiatan tersebut murni kegiatan untuk meningkatkan dan memperkokoh kerukunan antar umat beragama, ini Hal – hal kecil yang bila kita berpikiran sempit dapat merusak kerukunan antar umat. Saya sampaikan urutan acara pada kegiatan tersebut :
1. Pembukaan Oleh MC
2. Lagu – lagu daerah Palembang oleh Vokal Group
3. Marawis
4. Tarian Nusantara
5. Laporan Ketua Panitia Pemugaran Gereja
6. Sambutan Plt. Bupati Muara Enim
7. Sambutan Uskup Emiritus
8. Pembacaan Do’a ( menyesuaikan agama Masing – masing )
9. Pembukaan Tirai / layar tulisan Gereja, dilanjutkan pengguntingan pita Oleh Plt. Bupati Muara Enim yang disaksikan oleh Forkopimda Muara Enim dan seluruh tamu undangan lainnya.
“Kami minta supaya ini tidak digoreng karena tidak ada kegiatan ibadah maupun mencampur adukkan kaidah ajaran agama Masing – masing.
“Marilah kita menjadi bagian yang menjaga dan memperkokoh kerukunan antar umat beragama, Bhinneka Tunggal Ika. “Bukan malah menjadi pemicu dan menjadi oknum yang tidak bertanggung jawab,’pungkas Kapolres Muara Enim. (jf)