Diduga Penambangan Batubara Gunung Jempol Akibatkan Banjir Lahat, K MAKI: Baiknya Ditutup

GPalembang//Linksumsel-Dampak penambangan batubara mulai terlihat dengan adanya banjir di daerah lahat yang diduga karena aktivitas pembukaan lahan untuk eksplorasi batubara. Gunung Jempol yang berfungsi sebagai daerah penyanggah air telah rusak habitat dan ekosistemnya karena pembukaan lahan pertambangan.

Termasuk areal tambang lainnya yang berfungsi sebagai buffer dan resapan air berubah menjadi lahan tambang. Puluhan juta kubik air mengalir tanpa ada buffer yang nantinya akan menjadi bencana seperti tsunami dan mengorbankan ribuan jiwa manusia.

“Pemberian IUP pertambangan di daerah Buffer Lahat dan Muara Enim ibarat memasang Bom waktu maha dahsyat yang akan mengorbankan ribuan jiwa manusia”, jelas Bony Balitong.

“Sejak Reformasi ratusan IUP batubara di keluarkan oleh Pemerintah di Sumatera Selatan yang merambah hutan produksi, daerah buffer air dan sumber mata air baku”, papar Bony Balitong.

“Ratusan trilyun keuntungan bersih di dapat para penambang sementara kerusakan lingkungan tiada biaya untuk perbaikan ekosistem hutan hujan tropis”, kata Bony Balitong.

“Masyarakat petani berubah menjadi penambang ilegal karena hasilnya yg sangat menjanjikan”, ucap Bony Balitong.

“Didukung masyarakat yang membabi buta melakukan ilegal mining dan IUP yang mudah di dapat maka rusaklah ekosistem hutan hujan tropis Kabupaten Lahat dan Muara Enim”, ungkap Bony Balitong.

“Disamping itu pimpinan daerah yang terkesan mendiamkan adanya ilegal mining dan tidak berupaya menarik dana Reklamasi pasca tambang”, pungkas Bony Balitong.

Baca juga:  Polres PALI Berhasil Amankan 8 Orang Pengedar Sabu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *