Palembang//Linksumsel-Terjadinya problem Klasik ditengah-tengah masyarakat yang seyogyanya masyarakat harus berkehidupan sejahtera serta nyaman dalam kehidupan sehari-hari Namun, nyatanya saat ini masyarakat terus dihadapkan dalam persoalan pokok yang akhirnya membuat masyarakat cenderung lebih mengeluh.
Seperti yang terjadi saat ini, masyarakat kembali dihadapkan problem Klasik adanya kelangkaan gas elpiji 3 kilo gram, serta tinggi nya harga pokok maupun problem Klasik keluhan debu batu bara, dan segala aspek kehidupan, yang tentunya membuat tingkat kepercayaan terhadap penyelenggara negara baik provinsi maupun kabupaten/kota kian menipis.
Salah satu faktor penyebabnya, karena dinilai para petinggi di republik ini, kurang merangkul para tenaga pendidik, seperti dosen yang memiliki kompetensi, maupun para pakar- pakar ekonomi, sosial, budaya, bahkan pada pakar politik. Oleh karena carut marut terjadi disana-sini dan lebih cenderung bersifat tendensius serta condong mendukung suatu pihak
Oleh karenanya perlu adanya gagasan yang bagus dan permanen agar dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat berjalan normal serta optimal.
Demikian diungkapkan pakar komunikasi yang sekaligus dosen Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) dan Ketua Umum Terpilih LKPSS Dr Rahidin H Anang, MS yang melihat problem Klasik kerap terjadi ditengah-tengah masyarakat, Hingga sebagian besar masyarakat banyak yang mengeluh atas adanya kebijakan-kebijakan yang dinilai kurang berpihak kepada rakyat, seperti contoh salah satu problem gas elpiji 3 kilo gram tersebut.
Dikatakan Rahidin, bahwa peran dan kontribusi para dosen, pimpinan Universitas, bahkan para pakar bukan hanya untuk Universitas saja, meskipun telah mencetak para regenerasi hingga ia menjadi pejabat tinggi, namun kontribusi dalam memberikan Bimbingan Akademik Moral, dan karier serta merencanakan masa depan seharusnya dilibatkan untuk pembimbingan ini tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler, penelitian, pelatihan dan praktik lapangan.
Lanjut Rahidin, apakah tugas dosen hanya mengajar ?, Nah, pada aspek aspek pendidikan dan pengajaran, dosen memiliki tugas pokok untuk tidak hanya mengajar, namun juga mengembangkan potensi mahasiswa dalam berbagai aspek, baik spiritual, intellectual, atau keterampilan, baik itu di tatanan pihak eksekutif dan legislatif.
“Kita memiliki rancangan materi-materi yang akan mereka sampaikan pada sesi perkuliahan. Sebagai fasilitator, dosen juga bertugas untuk membimbing mahasiswa agar bisa berpikir aktif dan kreatif. Untuk itu, kita menawarkan berbagai materi guna membagi problem yang terjadi dengan merencanakan pemberian tugas serta instruksional yang relevan dengan pembelajaran,”tutur Rahidin H.Anang Pakar Komunikasi tersebut.(04/02/2025).
Sementara diketahui, bahwa peran Universitas mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang meliputi program pendidikan akademik, vokasi dan/atau profesi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, keagamaan, dan ilmu umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagaimana fungsi sosiologi dalam mengkaji sebuah masyarakat….? Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian aspek pembangunan. Dan pada tahap perencanaan, hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan sosial. pada tahap pelaksanaan, hal yang harus dilihat adalah kekuatan sosial di masyarakat serta proses perubahan sosial ditengah -tengah masyarakat sangat perlu dikaji oleh para dosen.
Sementara itu, Wakil Ketua di Lembaga Kajian Pembangunan Sumatera Selatan (LKPSS) Dr Jalaluddin, mengatakan, bahwa problem terkait gas elpiji tersebut, sepertinya kebijakan untuk memperluas kuota subsidi untuk masyarakat perlu dipertahankan, dan penyampaiannya /pendistribusian melalui pengecer itu sangat perlu, karena kalau tidak kepadatan dan sulitnya masyarakat menjangkau agen secara fisik.
Hal ini lanjut Dr Jalaluddin, tentunya akan berdampak luas, seperti bertambah biaya transportasi bagi masyarakat bawah, lalulintas seakan terkesan menjadi semerawut hanya untuk mencari gas 3 kilo gram.
“Selain itu juga akan hilang peluang berusaha bagi masyarakat bawah, usaha pengecer-pengecer itu sebagai peluang usaha bagi UMKM dan menjadi sarana belajar berbisnis bagi masyarakat.
“Jadi kemarahan Presiden Prabowo Subianto terhadap kebijakan menghilangkan pengecer penjual Gas 3 kiko gram itu adalah yang sangat tepat,”ungkap Dr Jalaluddin,pada media Sumsel Post, Rabu (05/02/2025).
Ditambahkan Wakil Ketua LKPPS tersebut, bahwa tentang kekhawatiran kurang tepat sasaran bila melalui pengecer bisa di atasi dengan petugas kontrol atau patroli penjualan kepada masyarakat. ”Jadi intinya semua kebijakan jangan membuat antre dan sulitnya masyarakat yang ingin berbelanja dalam jumlah kecil,”tutup Dr Jalaluddin. (j.red).